Kegiatan Penderita Odgj Di Panti Rehabilitasi Assyifa Pada Bulan Ramadhan
- Posted on April 25, 2022
- News
- By Gardatv
- 1196 Views

NGAWI - Bulan suci ramadhan juga di rayakan oleh para
penderita Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang berada di Pondok Pesantren Rehabilitasi
Jiwa Assyifa. Berbagai kegiatan selama bulan ramadhan dilakukan pengasuh ponpes
untuk para penyandang ODGJ.
Para penderita ODGJ ini diajarkan untuk ikut menjalankan ibadah
puasa selama ramadhan, bahkan mereka juga diajarkan mulai dari sholat tarawih,
tadarus Al-Quran hingga bermain musik hadroh.
Terdapat sebanyak 180 penderita ODGJ yang saat ini menjalani rehabilitasi di Ponpes
Assyifa desa Cepoko kecamatan Ngrambe kabupaten Ngawi. Mereka terdiri dari 30
penderita perempuan dan 150 penderita laki-laki. Kebanyakan faktor ekonomi, keluarga,
dan hubungan asmara yang menyebabkan mereka harus menjalani rehabilitasi di
ponpes tersebut.
Tidak hanya dari wilayah Ngawi, beberapa penderita ODGJ yang menjalani rehabilitasi juga dari beberapa
daerah lain di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Penanggung jawab ponpes rehabilitasi
jiwa Assyifa, Dhimas Saputro mengaku butuh kesabaran lebih untuk mengajarkan
para penderita ODGJ ini untuk dapat
menjalankan ibadah puasa. Ia dibantu dengan 15 petugas yang lain selalu
memberikan pendampingan bagi para penderita ODGJ, selain itu juga dibantu
pasien yang sudah sembuh.
“Santri di Ponpes Assyifa ini ada 180, jadi selama bulan
ramadhan ini kami ada kegiatan. Dari 180 santri, 50 anak bangun jam 3 untuk
melaksanakan puasa. Disini selepas sholat maghrib dan tarawih kegiatannya mengaji, disusul sharing
dan hadroh.” Jelas Dhimas Saputro, penanggung jawab Ponpes Rehabilitasi Jiwa
Asyifa Ngawi.
Sementara, salah satu penderita ODGJ asal Tulungagung, Erita
Yulia Sari mengaku senang berada di ponpes tersebut, ia mendapat banyak pelajaran
termasuk mengaji dan puasa. Ia berharap segera sembuh dan berkumpul lagi dengan
keluarga.
“Saya masuk Ponpes mulai tanggal 19 Juni, karena kemarin saya
ingin rujuk sama mantan suami tapi dilarang sama kakak saya. Selama disini yang
saya rasakan nyaman. Pelajaran yang sudah saya terima ada ngaji sama hadroh.”
Ucap Erita Yuliasari, penderita ODGJ.
Salah satu penderita ODGJ asal Malang, Husein mengaku bahwa ia
dibawa ke Ponpes Assyifa karena memelihara banyak keris atau jimat.
“Saya di Ponpes sudah hampir 8 bulan, alasan saya kesini
karena saya kerasukan benda yang ada didalam keris atau jimat itu. Kondisi saya
waktu dibawa kesini tidak sadar, diborgol karena berontak.” Jelasnya.
Perlu dibutuhkan kesabaran ekstra untuk dapat memulihkan kembali kondisi kesehatan dan kejiwaan para penderita ODGJ ini. Disamping itu, pemahaman kepada masyarakat agar mereka bisa diterima oleh keluarga dan lingkungan juga menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi para pengurus dan pengasuh ponpes rehabilitasi Jiwa Assyifa ini. [adi/pza]