Erma Susanti Dorong Pemprov Jatim Dukung Gerakan Bebas Pupuk Kimia
- Posted on March 02, 2023
- News
- By Redaksi News
- 106 Views
BLITAR - Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan
Jawa Timur, Erma Susanti menghadiri acara panen raya dengan jenis tanaman ketan
hitam yang digelar kelompok tani di Desa Banggle, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar.
Acara tersebut juga dihadiri oleh anggota fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur, Guntur Wahono dan seluruh anggota fraksi PDI Perjuangan
DPRD Kabupaten Blitar.
Pada panen raya ini, Erma
mengapresiasi langkah kelompok tani yang kini lebih memilih menggunakan pupuk
alami ketimbang pupuk kimia untuk menggarap lahan.
Menurutnya, penggunaan pupuk alami juga tidak
kalah dengan pupuk kimia, terbukti hasil panen petani di Desa Banggle sangat
memuaskan.
Tidak hanya itu, dengan menggunakan pupuk alami,
petani dapat menekan biaya produksi. Mengingat harga nutrisi relatif lebih
murah jika dibandingkan dengan harga pupuk kimia.
Erma Susanti (Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan
Jatim) “tentunya kam sangat mendukung dengan adanya gerakan bebas pupuk kimia,
kami harap pemerintah provinsi dapat selalu mendorong petani terkait penggunaan
pupuk orgaik”
“gerakan ini tidak hanya untuk peduli lingkungan saja, namun juga untuk
kemakmuran petani, mengingat pupuk kimia semakin langka dan mahal” Erma
menambahkan.
Sementara itu, ketua GAPOKTAN (Gabungan Kelompok
Tani) Desa Banggle, Sarengat
mengungkapkan saat ini ia lebih memilih menggunakan pupuk alami ketimbang pupuk
kimia.
Sebab dengan menggunakan nutrisi dari alam
lestari para petani dapat memperoleh hasil panen hingga 7,7 ton pada lahan
seluas 1 hektar. Selain itu petani juga bisa mendapatkan untung
yang besar.
Sarengat pun menjelaskan
alasan penggunaan pupuk organik dibandingkan dengan pupuk kimia “disini untuk
pupuk kimia sangat sulit untuk didapatkan, apalagi kebutuhanya sangatlah banyak”
Sekadar diketahui, ritual metik ketan merupakan
tradisi memetik beberapa batang ketan yang bagus menjelang dipanen sebagai
tanda rasa syukur kepada tuhan yang maha esa.
Ritual ini juga sebagai bentuk melestarikan
budaya dan juga upaya mendukung program ketahanan pangan yang dicanangkan oleh
pemerintah. (arf/rzk)